Festival #SampoernaUntukUMKM 15-16 Desember 2020,merupakan Kegiatan daring yang diikuti oleh 10 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Sampoerna yang berhasil masuk babak semifinal dari total 150 peserta kegiatan Pelatihan dan Kejuaraan Festival #SampoernaUntukUMKM..
Selama pelatihan, para pelaku UMKM ini dilatih untuk membuat database pelanggan, memproduksi video presentasi bisnis yang menarik konsumen dan membuat surat penawaran usaha kepada supplier atau target pasar yang lebih luas. Dari 10 besar peserta tersebut, dua UMKM terbaik akhirnya dipilih sebagai pemenang utama.
Ismiyati, pemilik UMKM Super Roti. Salah satu pemenang utama Festival #SampoernaUntukUMKM, yang merintis usaha sejak 2011, mengikuti pendampingan oleh SUI sejak 2016. Awalnya, Super Roti mengolah produk roti berbahan dasar terigu. Namun, UMKM ini mulai mencari pembeda dengan para pesaingnya dengan fokus memproduksi roti berbahan dasar bekatul. ( kulit ari beras bagian dalam)
“Bekatul yang sering dianggap sebagai limbah, diolah menjadi aneka roti yang low gluten maupun gluten free. Produk roti ini dapat dikonsumsi sebagai camilan sehat oleh para penderita diabetes, kolesterol tinggi, gangguan sembelit maupun liver,” ujarnya.
Super Roti mengalami peningkatan penjualan yang signifikan sejak menggunakan bahan dasar bekatul. “Orang mulai mencari roti bekatul karena mereka mencari apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang mereka inginkan,” katanya.
Ismiyati mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari Pelatihan dan Kejuaraan Festival #SampoernaUntukUMKM. Dia pun harus membagi waktu antara kesibukan pekerjaan sehari-hari dengan tugas-tugas pelatihan yang diberikan.
Sebelum mengikuti pelatihan, Ismiyati tidak pernah terpikir untuk meninjau kembali penawaran yang sudah saya berikan kepada klien. Ternyata, pelaku UKM perlu menindaklanjuti apa yang sudah dibina dahulu. “Alhamdulilah, karena adanya pelajaran tadi, saya kembali melakukan negosiasi. Akhirnya clear, bisa deal, walaupun tugas itu saya kerjakan jam 01.30 pagi,” ujarnya.
Ismiyati mengungkapkan, dia berwirausaha karena ingin bekerja sesuai passion dan mandiri, serta membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.Selain itu, dia juga ingin berperan dalam pemberdayaan perempuan, ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Sejak 2014, kami rutin mengadakan program sosial, seperti pelatihan baking untuk perempuan di desa dan lingkungan sekitar Super Roti. Pada 2016, kami mulai rutin membina UMKM perempuan yang sampai sekarang rutin berlatih membuat resep roti, foto produk dan materi yang lain,” katanya.
Kepada seluruh masyarakat Indonesia yang ingin berwirausaha, Ismiyati berpesan bahwa masa pandemi saat yang tepat untuk mulai belajar dan mengasah diri. Sehingga begitu pandemi berakhir, para pengusaha siap berwirausaha dengan baik.
“Ide itu banyak, tapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengeksekusi dan melaksanakannya. Lakukan sekarang! Kita harus berani berjuang dan berani perih, untuk menjadi seorang wirausahawan yang tangguh,” kata Ismiyati.(*)
sumber : Tempo.co